Category: Renungan Pagi
PPK 2022
Renungan Senin, 28 Maret 2022
Bacaan I : Yes. 65:17-21
Mazmur : 30:2.4.5-6.11-12a.13b-8a.8b-9.10.11;R:8a.9a
Bacaan Injil : Yoh. 1:26-38
Renungan
Bertobat bukan hanya berpaling dari dosa-dosa kita, tetapi juga berarti memalingkan wajah kita, tetapi juga berarti memalingkan wajah kita kepada Allah dan percaya pada perkataan-Nya, baik yang berupa perintah maupun yang berupa janji. Inilah iman yang ditunjukan oleh pegawai istana itu, yaitu percaya pada Sabda Yesus. Meskipun Yesus tidak datang ke rumahnya dan hanya bersabda, pegawai istana itu kecewa dan “percaya akan perkataan Yesus kepadanya, lalu pergi” (Yoh. 4:43-45) Ia percaya meskipun belum melihat tanda atau bukti.
» Read moreAPP ke-4
PENDALAMAN IMAN MASA PRAPASKAH pertemuan ke-4 Jumat, 25 Maret 2022 “Dipersatukan Kristus dalam Persekutuan yang Dihidupi oleh EKARISTI”. sub tema PERSEMBAHANKU DAN PERSEMBAHANMU, teks lihat di sini
Renungan Rabu, 23 Maret 2022
Bacaan I : Ul. 4:1.5-9
Mazmur : 147:12-13.15-16.19-20;R:12a
Bacaan Injil : Mat. 5:17-19
Renungan
Allah memberi kita ketetapan dan peraturan agar kita tumbuh dalam kebijaksanaan. Semua itu diberikan untuk kebaikan dan kesejahteraan manusia. Akan tetapi, kelicikan dan kecenderrungan dosa dalam diri manusia sering kali membuat manusia mencari lubang-lubang yang melemahkan pelaksanaan ketetapan dan peraturan itu (Ul. 4:5-9). Yesu datang bukan untuk menghapuskan hokum dan peraturan, tetapi untuk menggenapinya. Artinya untuk melaksanakan hokum dan peraturan itu secara benar dan utuh, dan mengajarkannya.
» Read moreRenungan Senin, 21 Maret 2022
Bacaan I : 2Raj. 5:1-15a
Mazmur : 42:2.3;43:3.4;R:42:3
Bacaan Injil : Luk. 4:24-30
Renungan
Bertobat bukan hanya berarti membersihkan diri dari dosa-dosa, tetapi juga meneguhkan iman kita kepada Allah. Kuasa Allah bekerja melalui Sabda-Nya. Kuasa Allah mampu melakukan hal-hal yang nampaknya mustahil bagi manusia. Kuasa allah bekerja bukan melalui hal-hal yang luar biasa, tetapi justru melalui hal-hal yang biasa sehari-hari, yang sering kali kita pandang remeh. Karena diperintahkan oleh Allah, maka hal yang biasa menjadi luar biasa karena diresapi dan digunakan oleh kuasa Allah, untuk melaksanakan maksud-Nya. (2Raj.5:1-15).
» Read moreRenungan Jumat, 18 Maret 2022
Bacaan I : Kej. 37:3-4.12.13a.17b-28
Mazmur : 105:16-17.18-19.20-21; R:5a
Bacaan Injil : Mat. 21:33-43.45-46
Renungan
Kebencian dan iri hati dari saudara-saudara Yusuf menyebabkan mereka berniat menyingkirkan Yusuf. Karena itu, mereka menyingkirkan Yusuf, dan akhirnya mereka menjual Yusuf sebagai budak. Karena penyelenggaraan ilahi, Yusuf berakhir menjadi pembantu Firaun dan melalui jabatannya ini, Yusuf menyelamatkan seluruh bangsanya, keluarga Yakub (Kej. 373-4.12.13a.17b-28).
» Read moreRenungan Kamis, 17 Maret 2022
Bacaan I : Yer. 17:5-10
Mazmur : 1:1-2.3.4.6;R:40:5a
Bacaan Injil : Luk. 16:19-31
Renungan
Dalam hidup, masing-masing orang selalu ada hal yang diandalkannya. Misalnya: kekayaannya, garis keturunan, kepandaian atau gelar akademik, penampilan lahiriah, kekuatan atau kemampuan pribadi, dll. Apa yang diandalkan itu akan menguasi dan ikut menentukan arah hidupnya. Nabi Yeremia mengingatkan, Terkutuklah orang yang mengandalkan sendiri” (Yer. 17:5-10). Berkat dan karunia akan dijauhkan dari mereka juga selama di dunia ini. Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya selalu menghasilkan buah.
» Read moreRenungan Rabu, 16 Maret 2022
Bacaan I : Yer. 18:18-20
Mazmur : 31:5-6.14.15-16;R:17b
Bacaan Injil : Mat. 20:17-28
Renungan
Ada tiga godaaan besar manusia, yaitu harta, tahta (kekuasan), dan kenikmatan. Kita menyaksikan di sekitar kita atau bahkan juga mengalami sendiri, orang-orang yang berlomba-lomba utnuk mendapatkan jabatan atau kekuasaan. Kekuasaan atau jabatn sering kali berarti kesempatan untuk mengeruk keuntungan, baik untuk diri sendiri, keluarga maupun untuk kelompok.
» Read moreRenungan Selasa, 15 Maret 2022
Bacaan I : Yes. 1:10.16-20
Mazmur : 50:8-9.16bc.17.23;R:23b
Bacaan Injil : Mat. 23:1-12
Renungan
Bertobat tidak hanya berarti berhenti berbuat jahat, tetapi juga berarti belajar berbuat baik. Biasanya relatif lebih mudah untuk berhenti berbuat jahat daripada memulai untuk berbuat baik. Perbuatan jahat akan selalu menggoda kita untuk mengulanginya. Kenikmatan perbuatan jahat itu juga akan tampil lebih menggiurkan. Ungkapan “belajar” berarti bahwa untuk menjadi baik, kita membutuhkan waktu dan kerja keras bukan serba “instant”.
» Read more