Renungan Pagi Senin, 14 Desember 2020

Bacaan I: Bil. 24:2-7.-15-17a

Mazmur: 25:4bc-5ab.6-7c.8-9;R: 4b

Bacaan I: Bil. 24:2-7.-15-17a

Mazmur: 25:4bc-5ab.6-7c.8-9;R: 4b

Bacaan Injil: Matius. 21:23-27

Renungan

Pengharapan memiliki nilai yang penting di dalam kehidupan orang beriman. Pengharapan itu mulai disadari ketika bangsa Israel semakin lemah dan tak berdaya karena penjajahan bangsa lain. Kemudian datanglah Bileam yang menubuatkan tentang kedatangan Mesias dengan simbol bintang yang muncul dari Yakub dan tongkat yang timbul dari keturunan Israel. Cahaya bintang akan membebaskan mereka dari kegelapan, dan tongkat yang teguh akan membimbing jalan mereka. Suatu nubuat tentu tidak bersumber dari manusia, tetapi dari dorongan Roh Kudus yang berdiam dalam diri manusia. Pekerjaan Roh Kudus inilah yang memampukan Bileam melihat dan mendengar kehendak Allah atas kehidupan bangsa-Nya.

» Read more

Renungan Pagi Jumat, 11 Desember 2020

Bacaan I: Yes. 48:17-19

Mazmur: 1:1-6;R: Yoh. 8:12

Bacaan Injil: Matius. 11:16-19

Renungan

Banyak orang berusaha mati-matian untuk emuaskan keinginan dagingnya untuk memperoleh rasa bahagia dan damai sejahtera, bahkan mereka rela mengorbankan hubungannya dengan Tuhan. Sangatlah menarik apa yang disampaikan seorang filsuf bernama Blaise Pascal (1623-1662) Suatu kali ia pernah memberi penyataan yang sangat penting mengenai kepenuhan hati untuk bisa merasakan damai sejahtera dan kebahagiaan. Ia mengatakan  ahwa sesungguhnya ada sebuah rongga kosong di dalam hati  manusia yang tidak bisa diisi oleh siapa atau apa pun kecuali oleh Tuhan. Itulah kunci kebahagiaan. Bahkan Nabi Yesaya menyampaikan bahwa damai sejahtera-Nya akan seperti sungai yang tak pernah kering dan kebahagiaan-Mu akan terus berlimpah, asalkan kita mau memperhatikan perintah-perintah Tuhan. Artinya, sungai yang tidak kering akan menjamin kesuburan tanah di sekitarnya sekaligus menjamin kehidupan yang baik bagi orang-orang yang tinggal di sana.

» Read more

Renungan Pagi Kamis, 10 Desemebr 2020

Bacaan I: Yes. 41:13-20

Mazmur: 145:1.9-13b;R: 8

Bacaan Injil: Matius. 11:11-15

Renungan

Merasa dilupakan dan ditinggalkan adalah suatu pengalaman yang menakutkan. Misalnya beberapa lansia yang kadang begitu rapuh karena kondisi fisik yang makin menurun dan kesehatan yang makin berkurang. Seakan-akan mulai dilupakan dan kurang lagi mendapat perhatian dari anak-anak, masyarakat, dan Gereja. Ketakutan bisa saja dialami oleh setiap orang. Ada orang takut karena persoalan ekonomi, kesehatan, politik dan lain-lain. Pengalaman merasa ditinggalkan juga dirasakan oleh umat Allah ketika dalam masa pembuangan di negeri Babel. Dalam kelemahan dan keterpurukan, mereka kehilangan harapan. Maka melalui Nabi Yesaya, Allah meminta agar umat-Nya tetap setia dan percaya bahwa mereka akan mendapat pertolongan. Dalam keadaan seperti itulah. Tuhan berkata: ”Jangan takut…., Akulah yang menolong engkau, demikian firman Tuhan, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Israel” (Yes.41:14). Hanya mereka yang mau tetap berpegang teguh pada janji Tuhan akan mengalami ketenangan dalam menghadapi segala keadaan.

» Read more

Renungan Senin, 7 Desember 2020

Bacaan I: Yes. 35:1-10

Mazmur: 85:9a-14;R:Yes.35:4d

Bacaan Injil: Lukas. 5:17-26

Renungan

Bangsa Israel merasa ketakutan dan terancam oleh bangsa-bangsa di sekitarnya terutama Asyur yang memiliki kekuatan secara politik dan militer yang hendak mau memperluas daerah kekuasaannya. Seperti ungkapan mengatakan, “Siapa yang kuat akan menang, siapa yang lemah akan ditindas dan dijajah.” Dalam keadaan demikian Yesaya memberikan kabar sukacita tentang pengharapan akan datangnya penolong yang membawa pembebasan dan keselamatan. Yesaya mengingatkan Raja Ahas agar mengandalkan Allah untuk menghadapi situasi tersebut. Namun seruan Yesaya tidak didengarkan, sehingga Tuhan akan menghukum mereka.

» Read more

Renungan Kamis, 3 Desember 2020

Renungan

Setiap orang kristiani dipanggil untuk mewujudkan kasih dalam hidup sehari-hari. Dalam tugas perutusan tersebut bisa terjadi sering menilai atau membanding-bandingkan satu sama lain. Berbagai faktor digunakan untuk menilai siapakah yang layak disebut pengikut Tuhan yang hebat. Sesungguhnya tidaklah tepat bila kita menilai atau mengukur perutusan seseorang menurut kriteria kita sendiri yang defacto memiliki kecenderungan untuk menghakimi orang lain dan memegahkan diri sendiri. Tuhanlah yang berhak menilai, bukan kita. Paulus sebagai seorang rasul, tetap menilai dirinya sendiri sebagai seorang hamba. Padahal dia bisa menjadi orang yang dipuja-puji dan memanfaatkan orang lain karena popularitasnya. Rasul Paulus mengingatkan kita untuk senantiasa bersikap rendah hati.

» Read more

Renungan Rabu, 2 Desember 2020

Bacaan I: Yes 25:6-10a

Mazmur: 23:1-6;R:6cd

Bacaan Injil: Matius. 15:29-37

Renungan

Nabi Yesaya menyampaikan kabar sukacita tentang datangnya keselamatan Allah seperti sebuah perjamuan besar. Tuhan semesta alam akan menyediakan suatu perjamuan dengan anggur yang tua, masakan yang berlemak dan bersumsum. Perjamuan tersebut menggambarkan berkat Allah yang melimpah akan dialami setiap orang yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu, sebagai orang beriman, kita harus selalu berpengharapan dan optimis. Sebagai manusia, kita menyadari bahwa kita orang yang lemah dan berdosa. Namun Allah senantiasa membuka pintu kerahiman-Nya bagi siapa saja.

» Read more

Renungan Selasa, 1 Desember 2020

Bacaan I: Yes 11:1-10

Mazmur: 72:2.7-8.12-13.17;R:7

Bacaan Injil: Matius. 10:21-24

Renungan

Rasa syukur membuat kita menjalani hidup ini dengan sukacita dan hidup rukun satu sama lain. Itulah yang selalu dirindukan oleh setiap manusia baik secara pribadi maupun bersama. Suasana kerukunan akan membuat kehidupan itu snediri semakin bertambah. Sebaliknya tindakan kekacauan akan mengakibatkan jatuhnya korban. Nabi Yesaya menjelaskan inti dari apa yang dicari manusia sepanjang hidup. Yesaya mendapat penglihatan akan hari di mana manusia mendapatkan apa yang dibutuhkan dan dinantikan ditengah konflik atau ancaman kematian. Penglihatan tersebut terarah kepada kedatangan Yesus sebagai Raja Damai yang mengampuni dosa manusia dan memberikan hidup dipenuhi rasa damai. Kita percaya Yesus adalah penggenapan dari nubuat Nabi Yesaya sebagai Raja Damai.

» Read more

Renungan Senin, 30 November 2020

Bacaan I: Roma. 10:9-18

Mazmur: 19:2-3.4-5;R:5ab

Bacaan Injil: Matius. 4:18-22

Renungan

Yesus memanggil Santo Andreas ketika ia bersama saudaranya, Petrus, sedang menebarkan jalanya di danau Galilea. Yesus berkata: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” (Mat. 4:19) tanpa pikir panjang, tanpa perhitungan apa-apa, tanpa dalil apa pun, mereka berdua langsung meninggalkan jala mereka dan mengikuti Yesus. Mereka sadar bukan dihipnotis. Mereka sungguh tahu dan mau mengikuti Yesus.

» Read more

Renungan Pagi Jumat, 27 November 2020

Bacaan I: Why. 20:1-4.11.21:2

Mazmur: 84:3-6a.8a;R:21:36

Bacaan Injil: Luk. 21:29-33

Renungan

Manusia diberi hikmat oleh Allah melalui Akal budinya untuk pandai mebaca tanda-tanda alam. Manusia mampu mengetahui perubahan iklim, aneka musim, masa panen, dan lain sebagainya. Semua pengetahuan itu dikuasai oleh manusia melalui pengalaman hidupnya, dari hasil pengamatannya yang saksama terhadap dunia sekitarnya. Kadang manusia berhasil, tetapi tidak sedikit juga yang gagal. Tetapi selama manusia mau belajar dari kegagalan, manusia akan semakin mampu dan memahami alam sekitarnya.

» Read more

Renungan Pagi Kamis, 26 November 2020

Bacaan I: Why. 18:1-2.21-23;19:1-3.9a

Mazmur: 100:2.3.4.5:R:Why:19:9a

Bacaan Injil: Luk. 21:20-28

Renungan

Pembuangan Babel pada tahun 587 SM meninggalkan sebuah trauma serius di tengah umat Israel. Mereka kehilangan segala-galanya, sistem kerajaan yang telah dibangun sejak zaman Daud, akhirnya harus hancur tak tersisa. Tanah mereka ditempati oleh bangsa-bangsa lain dan yang paling parah dan perih adalah Bait Allah sebagai simbol jaminan kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya harus hancur berantakan. Seolah-olah “Yang Kudus” ditengah-tengah mereka kehilangan kekudusannya karena rumah-Nya diinjak-injak oleh bangsa lain. Perjanian lama mereflesikan bahwa kegagalan mereka sebagai bangsa yang setia adalah alasan Allah tidak berpihak apada umat-Nya ketika mereka dijajah dan dikalahkan oleh Babel.

» Read more
1 19 20 21 22 23 26