Renungan Pagi Selasa, 9 Maret 2021

Bacaan I     : Dan. 3:25.34-43

Mazmur      : 25:4b-5b.6.7.8-9;R:6a

Bacaan Injil : Mat. 18:21-35

Renungan

Kesediaan untuk minta maaf, perama-tama membuthkan kerendahan hati untuk mengakui kekhilafan kita. Kita harus mempunyai keberanian untuk mengungkapkan kesalahan kita di hadapan orang yang telah kita lukai dan harus rela serta bersedia menanggung akibat perbuata itu. Semangat itulah yang ditunjukan Azarya dalam bacaan pertama: “…Perlakukanlah kami sesuai dengan kemurahan-Mu, dan wajah-Mu kami cari.”

Semenatar soal memaafkan akan lebih sulit karena berhubungan rasa sakit; entah itu fisik atau psikis. Dalam hidup, sebuah relasi yang dibangun sekian lama, tiba-tiba saja harus “robek-pecah dan hancur” karena ego atau keteledoran. Air matapun menggenang basah di pelupuk mata dan hati kita terluka: dalam dan perih. Kita pun sulit memberi maaf. Kita hanya memaafkan setengah hati. Maka, dalam memberikan pengampunan, Yesus mengajarkan bahwa kita harus seperti Bapa: Dia memberikan pengampunan secara bebas dan murah hati. Sebagai anak-anak Bapa, kitapun demikian. Karena kita pun sudah diampuni-Nya secara tak terbatas.

Doa: Bapa, sembuhkanlah kami dari luka-luka yang kami alami sepanjang hidup ini. Amin. Sumber: Ziarah Batin 2021, Obor, Jakarta