Renungan Pagi Selasa, 10 Februari 2021

Bacaan I     : Kej. 2:4b-9.15-17

Mazmur      : 104:1-2a.27-28.29b-30;R:1a

Bacaan Injil : Markus 7:14-23

Renungan

Setelah Allah membentuk manusia seturut gambar dan rupa-Nya (bdk. Kej 1:26) kini Allah membagi nafasnya sendiri ke dalam badan manusia supaya ia menjadi hidup (bdk. Kej 2:7)  Manusia mendapat napas kehidupan dari napas Allah sendiri. Maka ia bersatu dengan Allah, dan menjadi mitra dan patner Allah. Allah menciptakan Taman Eden dan manusia ditempatkan di sana. Artinya manusia bertanggung jawab atas semua ciptaan Allah. Taman Eden adalah taman manusia menumbuhkan dirinya sebagai ko-kreator Allah. Itulah taman kerja. Akan tetapi, selalu ada aturan dan pembatasan di mana saja kita berada. Demikianlah kepada manusia Allah memberi aturan untuk tidak memakan buah di tengah taman.

Menjadi patrner Allah berarti orang mengikuti perintah Tuhan. Manusia pasti mampu mendengar, menerima, mengerti, dan menjalankan perintah Allah karena ia diciptakan seturut gambar dan rupa Allah, serta mendapat napas kehidupan dari Allah sendiri. Namun sejak manusia pertama melawan perintah Allah berkaitan dengan buah di tengah taman, sejak saat itu juga ia cenderung membuat aturannya sendiri. Celakanya lagi, dia beranggapan bahwa aturan yang dibuatnya itu berasal dari Allah sendiri. Inilah yang dikecam oleh Yesus dalam Injil hari ini yang berbicara tentang perintah Allah dan adat istiadat manusia. Untuk Yesus yang paling penting apa yang ada dalam hati, batin, dan roh manusia, dan bukan apa yang ada di luar atau datang dari luar. Karena itu Yesus berkata, ”Apa pun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” (Mrk, 13:14)

Doa: Ya Tuhan, terima kasih atas napas kehidupan yang Engkau alirkan dalam diri kami. Semoga napas kehidupan ini kami gunakan untuk melanjutkan karya-Mu di dunia  Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2021, Obor, Jakarta