Renungan Rabu, 20 Januari 2021
Bacaan I : Ibr. 7:1-3.15-17
Mazmur : 110:1.2.3;R:4bc
Bacaan Injil : Markus 3:1-6
Renungan
Berbelas kasih adalah Sabat bersama Yesus. Ketika terjadi wabah Coivid-19 banyak orang menjadi kaget karena apa yang dibanggakan dalam beragama selama ini: gedung yang indah, liturgi yang syahdu, dan ornament yang indah, tampa tidak ada artinya lai. Meskipun demikian hal yang sangat mendasar dan tidak hilang dari makna keimanan kita, yaitu belas kasih dan solidaritas. Banyak sekali perbuatan-perbuatan kasih terjadi di dalam Gereja baik personal, komunitas maupun lembaga. Meski tidak berliturgi publik makna menjadi Katolik tidak hilang belas kasih dan solidaritas masih menyala-nyala.
Beda jauh dengan peristiiwa Sahabat dalam Injil hari ini. Keberadaan seorang yang mati tangannya sebelah dijadikan oleh objek oleh para pemimpin agama Yahudi. Mereka berharap agar Yesus menyembuhkannya, sehingga Yesus dipersalahkan karena melanggar hukum Sabat. Meski tidak diutarakan, Yesus tahu pikiran mereka. Yesus meminta orang yang mati sebelah tangannya itu untuk berdiri di tengah-tengah. Orang tersebut tidak menunjukan indikasi bahwa ia sedang sekarat, tetapi Yesus menyembuhkannya. Melalui tindakan ini, Yesus menyembuhkannya. Melalui tindakan ini, Yesus menyatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat.
Yesus bertanya: “Apa yang harus dilakukan pada hari Sabat agar berbuah: Berbuat baik dan menyelamatkan orang atau berbuat jahat dan membunuh orang?” Akan tetapi, karena tidak mau percaya pada Yesus, mereka tetap diam. Sama seperti kita menjadi tidak percaya kepada Yesus kalau kita berhenti dan diam. Sama seperti kita tidak percaya kepada Yesus kalau kita hanya berhenti dan diam. Liturgi menjadi indah dan dasar belas kasih ketika dilanjutkan dalam perbuatan belas kasih. Berdoa saja tanpa berbuat apa-apa ketika ada penderitaan adalah persis seperti orang Farisi. Orang-orang Farisi itu degil karena hatinya tidak tergerak oleh belas kasihan. Seorang pendoa dan rajin ke gereja adalah dia yang berbelas kasih dan peduli kepada sesama.
Doa: Allah yang maha kasih, jauhkan dari kami kedegilan hati. Semoga kami memiliki hari seperti hati-Mu yang penuh belas kasih. Amin.
Sumber: Ziarah batin 2021, Obor Jakarta