Renungan Pagi Kamis, 26 November 2020
Bacaan I: Why. 18:1-2.21-23;19:1-3.9a
Mazmur: 100:2.3.4.5:R:Why:19:9a
Bacaan Injil: Luk. 21:20-28
Renungan
Pembuangan Babel pada tahun 587 SM meninggalkan sebuah trauma serius di tengah umat Israel. Mereka kehilangan segala-galanya, sistem kerajaan yang telah dibangun sejak zaman Daud, akhirnya harus hancur tak tersisa. Tanah mereka ditempati oleh bangsa-bangsa lain dan yang paling parah dan perih adalah Bait Allah sebagai simbol jaminan kehadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya harus hancur berantakan. Seolah-olah “Yang Kudus” ditengah-tengah mereka kehilangan kekudusannya karena rumah-Nya diinjak-injak oleh bangsa lain. Perjanian lama mereflesikan bahwa kegagalan mereka sebagai bangsa yang setia adalah alasan Allah tidak berpihak apada umat-Nya ketika mereka dijajah dan dikalahkan oleh Babel.
Perihal pewartaan-Nya pada akhir zaman, Yesus menggunakan ilustrasi yang begitu mengerikan tentang masa-masa berat orang Israel saat Kota Yerusalem dihancurkan oleh Babel. Yerusalem dikepung dan dibakar, orang-orang yang bertahan di dalamnya dibiarkan mati kehabisan bahan makanan. Akhir zaman akan didahului dengan penderitaan yang sangat dasyat. Hal ini tentunya tidak boleh melemahkan iman, harapan, dan kasih para pengikut Kristus. Bagi umat yang setia Tuhan Yesus mengajak kita untuk mengangkat muka kita menyambut penyelamatan kita yang datang dari Allah kita. Bagi umat-Nya yang siap dan setia, Allah telah menyiapkan keselamatan sejati di mana akan dikumpulkan kalangan umat yang memiliki hati yang baru untuk setia kepada Allah.
Doa:
Allah, Alfa dan Omega, tanamkanlah hati yang setia dalam diri kami agar kami setia dalam iman akan Engkau menyambut akhir zaman kami masing-masing..Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2020, Obor, Jakarta