Renungan Pagi Jumat, 25 Februari 2022
Bacaan I : Yak. 5:9-12
Mazmur : 103:1-2.3-4.8-9.11-12; R:8a
Bacaan Injil : Mat 10:1-12
Renungan
Kadang-kadang, kita terdorong untuk membeli suatu barang, bukan karena butuh malinkan karena tergiur oleh diskonnya. Setelah berhasil membeli barang berdiskon, lalu dengan bangga bercerita ke mana-mana karena mendapat barang murah. Akhirnya, teman kita yang mendengar hal itu, buru-buru juga berbelanja barang yang kita ceritakan meski tidak butuh karena ikut tergiur dengan dsikon yang diberikan. Ilustrasi diatas relevan dengan Injil hari ini. Pria dan wanita menikah, dipersatukan oleh ikatan cinta dan komitmen. Namun, lucunya orang Farisi bertanya tentang perceraian.
Pernikahan merupakan suatu yang diperjuangkan bahkan diimpikan, namun yang dipikirkan adalah kemungkinan perceraian. Itulah yang disebut cara berpikir diskon’. Sebetulnya orang tidak membutuhkan perceraian dan seharusnya tidak boleh bercerai, karena hal itu mencederai komitment sacral perkawinan. Namun, kerap kita berpikir: kalau memang ada diskon, kenapa tidak diambil.? Yang dimaksudkan adalah pernikahan suci jangan dilukai apalagi dihancurkan oleh kemungkinan (diskon) adanya perceraian. Yang diharapkan adalah kejujuran supaya tidak bersungut-sungut dan saling menyalahkan.
Tuhan, semoga semoga keluarga-keluarga yang telah dipersatukan lewat perkawinan suci, tetap hidup dalam cinta dan kerukunan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Amin.
Sumber: Buku Ziarah Batin 2021, Obor, Jakarta