Renungan Jumat, 10 Desember 2021

Bacaan I          : Yes. 48:17-19

Mazmur          : 1:1-2.3.4.5.6 ;R: Yoh 8:12

Injil                  : Mat. 11:16-19

Yesus ,mengecam orang-orang pada zaman-Nya.  Apa yang sebenarnya dikecam oleh Yesus? Yesus menyebut angkatan itu sebagai anak-anak untuk menunjukan ketidakdewasaan mereka. Mereka stagnan pada tahap ketika anak memakai diri mereka sendiri sebagai tolok ukur yang menentukan tindakan orang lain. Contohnya, jika mereka meniup seruling maka orang lain haruslah menari, tidak peduli keadaan mereka. Jika mereka menyanyikan  kidung duka, mereka haruslah berkabing mengikuti kehendak anak-anak itu. Bukan hanya kehendak mereka yang dijakan tolok ukur, tetpi juga selera dan perasaan mereka. Misalnya, ketika Yohanes Pembaptis tidak makan dan tidak minum, dia dicap “kerasukan setan”. Apakah itu berarti yang waras adalah mereka yang makan dan minum? Juga tidak, Karena anak manusia datang dan Ia makan dan minum, tetapi dia dicap “seeorang pelahap dan peminum”. Berhadapan dengan orang seperti ini, semuanya serba salah. Yang benar hanyalah mereka atau selera mereka sendiri, sehingga akan sulit diikuti oleh orang lain.

Pada masa advent ini kita diundang untuk bertobat, yaitu tidak menjadikan diri sendiri sebagaitolok ukur untuk diikuti oleh orang lain. Yang harus menjadi tolok ukur dan penentu tindakan kita ialah kehendak Allah. Tuhanlah yang menentukan jalan-jalan yang harus kita tempuh. Melalui perintah-perintah-Nya, Dia menentukan tindakan kita. Buah dari mengikuti kehendak Allah ialah damai sejahtera dan kebahagiaan. 

“Ya Tuhan, jangan biarkan ketakutan dan keputusasaan menguasai kami, teguhkan iman kami untuk berani mengandalkan Engkau. Pakailah kami, Tuhan, seturut kehendak dan rencana-Mu. Amin.”  

Sumber: Ziarah batin 2021, Obor, Jakarta