Renungan Rabu, 13 Oktober 2021

Bacaan I               : Rm. 2:1-11

Mazmur               : 62:2-3.6-7R:13b

Injil                         : Luk. 11:42-46

Suatu ketika ada seorang peneliti dari Swiss yang ingin melakukan riset tentang karakter dasar orang Indonesia. Mengapa orang Swiss itu tertarik? Dia kagum dengan orang Indonesia. Indoneisa terbentang dari ujung timur sampai ujung barat dan memiliki 17.000 lebih pulau. Suku bangsanya banyak, budayanya banyak, bahasanya banyak, dan karakter orangnyapun berbeda-beda. Berbeda dengan karakter orang Eropa. Satu negara Eropa, biasanya hanya memiliki satu karakter karena negeara di eropa biasanya kecil, tidak terlalu luas. Maka, sosiolog ini tertarik meneliti apa yang sebetulnya menjadi ciri khas orang Indonesia? Dia sudah berkeliling dari Papua sampai ke ujung barat.

Dari penelitiannya menemuka bahwa orang Indonesia yang cukup banyak ditemui seluruh daerah adalah hipokrit. Hipokrit itu menurut pemahamannya adalah apa yang dikatakan di depan belum tentu yang sebenarnya ada di dalam hati. Orang Indonesia tidak berani terus terang megatakan sesuatu. Hipokrit kerap dikaitkan dengan sopan santun. Akan tetapi, ketika hipokrit sudah masuk ke perkara moral, seperti orang Farisi dan ahli Taurat, akan sangat berbahaya secara rohani. Hipokrit yang dimiliki orang Farisi dan ahli taurat adalah mereka suka duduk ditempat terdepan di rumah ibadah, suka menerima penghormatan, tetapi apa yang mereka lakukan justru meletakkan beban yang sangat berat pada orang lain. Sejauh mana kita punya benih-benih sikap seperti orang Farisi dan ahli Taurat? Jangan sampai kita malah hidup jauh dari kebenaran Tuhan.

“Tuhan Yesus, Engkau sangat membenci sikap munafik. Tuntunlah kmai agar jauh dari sikap munafik dan menilai orang lain lebih buruk dari diri sendiri.”  Amin.Sumber: Ziarah batin 2021, Obor, Jakarta