Renungan Rabu, 15 September 2021
Bacaan I : Ibr. 5:7-9
Mazmur : 31:2-3a.3b-4.15-16.20
Injil : Yoh. 19:25-27 atau Luk 2:33-35
Bagi seorang ibu, anak adalah segala-galanya, Ia akan selalu menjaga dan rela berkorban apa saja demi kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan anaknya tersebut. Seorang ibu pasti akan amat sedih jika melihat anaknya sakit, gagal, atau hidupnya tidak bahagia. Pada hari ini, kita memperingati Santa Perawan maria Berdukacita. Maria berfdudka cita karena harus menyaksikan anaknya yang tunggal, yaitu Yesus, menderita dan wafat di atas kayu salib. Hati Maria benar-benar hancur dan ia mengalami kedukaan yang amat dalam.
Namun, di balik dukacitanya yang amat dalam, Maria memiliki ketegaran hati yang luar biasa. Dengan hati yang remuk redam ia tetap mampu menemani Yesus memanggul salib sampai Ia tergantung di salib. Kesedihannya tidak membuat dirinya lemah karena ia memiliki iman yang taat pada Allah, itulah kekuatan Maria.
Mari kita belajar dari Maria, Ia mengajarkan kita bahwa bila suatu saat kita mengalami kesedihan, kita tidak lagi menyalahkan orang lain, berpikiran pendek, atau mencari pelarian yang tidak benar. Kita diajak semakin dekat dan erat bersama Tuhan karena hanya Tuhan-lah sumber penghiburan dan kekuatan kita.
“Allah yang Mahakuasa, semoga kami selalu Engkau kuatkan tatkala kami mengalami kedukaan dan kesedihan yang membuat kami putus asa dan kehilangan harapan”. Amin.
Sumber: Ziarah Batin 2021, Obor Jakarta