Renungan Pagi Jumat, 25 Juni 2021
Bacaan I : Kej. 17:1.9-10.15-22
Mazmur : 128:1-2.3.4-5;R:4
Bacaan Injil : Luk. 8:1-4
Renungan
“Mungkinkah bagi seorang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak, dan memungkinkan Sara, yang telah berumur Sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?” (Kej. 17:17) Abraham merasa belum percaya bahwa Allah akan memberikan yang paling mulia bagi sepasang suami–istri yang sudah lanjut usia itu. Nyatanya Allah berkehendak lain: “Istrimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu” Kej. 17:9). Kebaikan Allah nyata dalam diri Putra-Nya. “Tuan , jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku” (Mat.8:2) Si kusta yang sakit datang kepada Yesus dengan segala keterbatasan dan kelemahannya. Ia berkenyakinan bahwa Yesus dapat mentahirkannya. Suatu sikap yang baik dari orang kusta ini adalah ia mau membuka diri, mengakui segala keterbatasan, dengan rendah hati dan percaya bahwa Yesus akan menolongnya. Lalu, Yesus menjamah dan ia pun sembuh.
Doa yang disampaikan orang kusta itu kiranya dapat mengispirasi kita untuk berdoa secara benar dan tidak memaksa Allah. “Ya Tuhan sekiranya Tuhan dapat mentahirkan aku” (Mat. 8:2) Suatu ucapan yang keluar dari kerendahan hatiyang percaya akan kuasa Tuhan. Sebaia orang beriman, kita diingatkan kembali bahwa doa yang kita ucapkan harus dengan tulus tanpa tujuan tertentu. Maka, kita harus mulai belajar mendengarkan daripada banyak bicara. Pakah kita selama ini sudah berdoa dengan iman yang benar kepada Tuhan.
Doa: Ya Tuhan, berilah kami iman yang benar dan kepercayaan yang teguh agar kami mampu menanggapi panggilan-Mu. Amin. Sumber: Ziarah Batin 2021, Obor, Jakarta