Renungan Pagi Kamis, 24 Juni 2021
Hari Raya Kelahiran Yohanes Pembaptis
Bacaan I : Yes. 49:1-6
Mazmur : 139:1-3.13-14ab.14c-15;R:13b
Bacaan Injil : Luk. 1:57-66.80
Renungan
Kelahiran bayi dalam sebuah rumah tangga adalah rahmat besar. Than telah menunjukan rahmat-Nya yang begitu besar kepada keluarga Zakaria maka layaklah mereka bersukacita (Luk:1:58). Namun, rahmat yang besar tu sering juga menjadi tanda tanya bagi yang melihat dan merenungkannya. “Menjadi apakah anak ini nanti?” (Luk 1:66). Ketakjuban dan kekhawatiran seringkali muncul bersamaan dalam diri seorang ketika mereka berhadapan dengan realitas atau peristiwa yang dijumpainya dalam hidup, namun mereka tak boleh lupa akan “tangan Tuhan yang senantiasa menyertai” (bdk. Luk. 1:66) kenyataan itu dapat kita pelajari dari kisah hidup keluarga Zakaria atas kelahiran Yohanes Pembaptis. Tuhan bisa berbuat dalam hidup yang sepertinya “tanpa harapan” pasti. Namun, Tuhan adalah baik dan pemurah (arti Yohanes dalam yunani: ionannes)
Lumen Gentum, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, mengungkapkan, Gereja adlah umat Allah yang berada di dunia, dalam peziarahan yang semestinya menjadi “sarana dan tanda” persatuan, jadi terang bagi bangsa-bangsa (bdk, LG1). Jadi, kehadiran seorang beriman diwartakan sebagai Jurus Selamat yang telah dipersiapkan sejak semula dengan berbagai cara oleh Allah dalam sejarah keselamatan Israel (Kis. 13:26). Apakah kita mau dan berani menajdi tanda kehadiran Allah di tengah keluarga, sekolah, temapt kerja, dan lingkungan masyarakat?
Doa: Tuhan, jadikanlah kami sebagai tanda kasih dan kemurahan hati-Mu yang tidak pernah sirna bagi sesama kami. Amin. Sumber: Ziarah Batin 2021, Obor, Jakarta