Renungan Pagi Senin, 26 April 2021

Bacaan I     : Kis. 11:1-18

Mazmur      : 42:2-3;43:3.4;R:42:3a

Bacaan Injil : Yoh. 10:1-10

Renungan

Panggilan kepemimpinan yang sejati harus merujuk pada Yesus. Selama tiga tahun masa karya-Nya, Yesus menampilkan sebuah pola kepemimpinan yang sangat berbeda dari banyak pemimpin agama kala itu. Sampai hari ini pola kehidupan Yesus tidak akan pernah usang untuk dijadikan referensi bagi setiap orang yang percaya secara tulus  dan jujur ingin mengikuti jalan kebenaran Allah. Kepemimpinan yang arahnya sekadar untuk kepentingan pribadi dan bukan kepentingan ilahi, akan menjadikan siapapun yang dipimpimnya sebagai objek untuk meraup keuntungan. Kepemimpinan yang seperti ini sudah sangat jelas akan menentang segala bentuk prinsip kebaikan dan kebenaran. Inilah yang oleh Yesus di sebut sebagai pencuri: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan.”

Sebagai pengikuti Yesus, kita harus masuk dalam rasa syukur yang mendalam sebab kita berada dalam rangkulan pribadi yang tepat. Hanya saja kita jangan berhenti pada rasa syukur yang pasif.  Rasa syukur seorang kristiani itu haruslah rasa syukur yang aktif. Artinya adalah, sebuah rasa syukur yang menggerakkan kita untuk memiliki kerinduan agar Hati Kudus-Nya menjiwai hati manusiwai kita; sebuah rasa syukur yang menggerakan kita semakin serupa dengan Dia. Keserupaan itu harus terlihat dalam intensitas kita dalam berekomunikasi dengan Allah dan sesama. Keserupaan itu harus terlihat dalam pola pikir dan prinsip-prinsip hidup kita.

Doa: Ya Allah, semoga kami semakin terarah pada-Mu baik pribadi maupun bersama dalam persekutuan iman gerejani. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2021, Obor, Jakarta