Renungan Rabu, 9 Maret 2022
Bacaan I : Yun. 3:1-10
Mazmur : 51:3-4.12-13.18-19;R:19b
Bacaan Injil : Luk. 11:29-32
Renungan
Untuk memanggil kita bertobat, Allah menggunakan tanda, seperti halnya Allah mengutus Yunus untuk menyerukan pertobatan bagi orang-orang Niniwe (Yun. 3:1-10). Tanda bisa datang dari ucapan teman, kawan bahkan dari kata-kata orang yang tidak senang dengan kita. Bisa juga diberikan melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, yang menyentuh atau menggoncangkan kita. Untuk menangkap tanda seruan pertobatan dari Allah itu, maka diperlukan sikap percaya, kepekaan dan keterbukaan hati.
Roh Tuhan akan memberikan dalam pikiran atau hati kita kepastian akan seruan pertobatan. Maka, perlu mengasah kepekaan hati agar kita dimampukan untuk menangkap tanda dari Allah, dan kita melewatkannya tanpa perhatian. Jika berhadapan dengan sikap yang tidak percaya atau hati yang membatu, tanda itu tidak memaksa tetapi Allah akan mengusik hati dan pikiran kita. Tanda terbesar yang diberikan Tuhan ialah tanda Nabi Yunus, yaitu kebangkitan Yesus dari kematian. Kebangkitan menunjukan bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah. Kebangkitan berarti kekalahan kuasa dosa dan maut. (Luk. 11:29-32)
Ya Bapa, Yang Maharahim, jadikanlah kami peka untuk menangkap seruan pertobatan yang Kauberikan. Semoga kami juga Kaumampukan untuk menanggapi seruan pertobatan-Mu. Amin.
Sumber: Buku Ziarah Batin 2021, Obor, Jakarta