Renungan Pagi Senin, 7 Maret 2022

Bacaan I               : Im. 19:1-2.11-18

Mazmur               : 19:8.9.10.15;R:Yoh 6:64b

Bacaan Injil         : Mat 25:31-46

Renungan

Bertobat biasanya bermula dari niat untuk menjauhkan diri dari tindakan-tindakan dosa, yang umumnya terarah kepada diri sendiri. Maka, bertobat berarti mengubah arah tujuan tindakan kita yaitu dari terarah pada diri sendiri menjadi terarah kepada allah dan sesama. Niat untuk berubah harus dikawal terus samapi terwujud dalam tindakan-tindakan  nyata, karena bisa saja kita sudah puas diri dengan mencanagkan niat, tetapi berlanjut sampai pada tindakan nyata.

Untuk sampai pada tindakan nyata, kita harus rela meninggalkan kenyamanan, dan kemudian memberikan perhatian kepada Allah dan sesama, yaitu dengan melakukan perintah-perintah Allah. Pelaksanaan niat ini membutuhkan keteguhan kehendak dan kesungguhan hati. Dalam bacaan pertama, empat kali dinyatakan “Akulah Tuhan” (Im. 19:1-2.11-18). Tindakan kasih yang onkret untuk saudara yang paling hina ini (bukan niat-niat betapa pun baiknya) yang diperhitungan pada saat penghakiman kelak (Mat. 25:31-46). Apakah kita sudah mewujudkan kasih itu dalam tindakan nyata?

Ya Bapa, bantulah kami untuk mewujudnyatakan tobat kami dalam tingkah laku yang nyata seperti yang Kaukehendaki untuk kami perbuat. Amin.

Sumber: Buku Ziarah Batin 2021, Obor, Jakarta