Renungan Pagi Senin, 22 Februari 2022
Bacaan I : 1 Ptr. 5:1-4
Mazmur : 23:1-3a,3b-4.5.6
Bacaan Injil : Mat 16:13-19
Renungan
Kadang-kadang, kita kesal kepada seseorang yang walaupun sudah diberitahu berkali-kali, diajarkan dan dinasehati berulang kali, namun tidak mengerti juga. Tidak berubah juga. Saat diberitahu manggut-manggut, seolah-olah sudah mengerti, tetapi setelah itu tidak terjadi apa-apa. Akhirnya terbawa kesal, kecewa, emosi. Barangkali itulah yang dirasakan Yesus ketika Ia berujar, “Berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu?
Yesus menunjukan sisi kemanusiaan-Nya kepada orang-orang yang kurang percaya. Meskipun demikian, yang patt kita perhatikan adalah betapa pun Yesus kesal kepada orang-orang yang tidak percaya, termasuk kepada orang tua anak yang kerasukan roh itu, namun Yesus tidak membiarkan si sakit terus menerus dikuasai oleh roh jahat yang membutakan dan membisukan dia. Ia membebaskan si sakit terus- menerus dikuasai oleh roh jahat yang bernaung di tubuhnya. Bedanya dengan kita, sekali kita kesal, kecewa, dan emosi pada seseorang, lalu tiada ampun lagi. Kita menutup diri untuk mau sabar dan mengerti. Sikap seperti itu tidak akan menolong orang lain dan diri kita sendiri; kita akan terus dikuasai oleh perasaan negative, sedangkan orang lainpun tidak akan pernah berubah menjadi lebih baik.
Yesus, kuatkanlah kami dalam percaya. Jadikanlah kami manusia pendoa sehingga mampu mengusir segala kuasa jahat. Amin.
Sumber: Buku Ziarah Batin 2021, Obor, Jakarta