Renungan Selasa, 26 Oktober 2021
Bacaan I : Rm. 8:18-25
Mazmur : 126:1-6;R:3a
Injil : Luk. 13:18-21
Tak terlihat namun nyata berbuah. Hari ini, kita mendengarkan bacaan tentang biji sesawi dan ragi. Biji sesawi dan ragi digunakan oleh Yesus untuk menggambarkan Kerajaan Surga. Pertama-tama yang harus dicatat adalah mengapa Yesus selalu menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan Kerajaan Surga? Karena kerajaan Surga itu adalah gambaran diri Allah sendiri. Jangan membayangkan Kerajaan Surga adalah sebuah istana atau tempat. Kerajaan Surga pertama-tama itu adalah Allah sendiri. Dalam tradisi Jawa, ketika kita berhadapan raja, kita tidak akan menyebut nama raja itu. Hal itu sangat tidak sopan. Sama seperti dalam tradisi bangsa Israel. Menyebut nama YAHWH, nama Allah secara langsung itu tidak pantas. Maka, dalam Bahasa Jawa kita akan memanggil raja sebagai nan dalem, yang berarti tempat tinggalmu. Jadi tidak langsung menyebut nama sang raja, tetapi kita menyebut tempat tinggalnya. Oleh karena itulah, kita menggambarkan Allah dengan istilah Kerajaan Sorga.
Yesus menjelaskan tentang Kerajaan Surga seumpama biji sesawi dan ragi. Keduanya tampak kecil tidak terlihat dan masuk meresap ke dalam setiap sendi. Ragi akan diaduk merata ke dalam adonan lalu adonan itu menjadi mekar sehingga bisa menghasilkan roti atau kue yang enak. Sama seperti biji sesawi juga, kecil tetapi ternyata setelah tumbuh lalu menjadi tempat banyak burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya. Artinya apa? Allah masuk dalam kehidupan kita setiap saat di mana pun kita berada. Kadang kala nyaris tak terdengar, kadang kala nyaris kita sulit untuk merasakanya. Tetapi, yakinlah bahwa segala sesuatunya akan bertumbuh mekar menghasilkan buah yang baik.
“Allah YangMahakasih, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga.” Amin.Sumber: Ziarah batin 2021, Obor, Jakarta