Renungan Selasa, 14 September 2021 Pesta Salib Suci
Bacaan I : Bil 21:4-9
Mazmur : 78:1-2.34-35.36-37.38;R:7b
Injil : Yoh. 3:13-17
Hari ini adalah hari Pesta Salib Suci. Berbicara tentang salib tentu tidak bisa dilepaskan dari Yesus Kristus yang disalibkan untuk menebus dosa-dosa kita. Dalam tradisi kuno, salib digunakan untuk menghukum orang-orang yang mempunyai kesalahan berat dan hukuman ini sangat menyakitkan baik secara fisik maupun psikis. Yesus mengalami beratnya hukuman salib bukan karena Ia mempunyai kesalahan, tetapi karena cinta-Nya yang paling radikal untuk kita sehingga Ia rela menanggung kesalahan dan dosa kita.
Salib menjadi suci karena di atas salib itu tergantung Yesus, pribadi yang suci, yang rela mengurbankan jiwa dan raganya utnuk keselamatan kita. Peristiwa salib itu juga membuat kita percaya bahwa Ia benar-benar wafat tetapi kemudian bangkit pada hari ketiga. Ia telah mampu mengalahkan maut dan maut tidak lagi berkuasa atas Dia dan atas orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Sebagai orang beriman, kita memandang dan merenungkan salib bersama dengan kebangkitan Kristus. Dengan demikian, jika kita kuat memangul salib hidup kita, karena selalu bersama-sama dengan Kristus, maka kita juga akan mengalami kebangkitan seperti Dia. Kita akan mampu bangkit dari keputusasaan, keterpurukan, dan kegagalan hidup kita.
“Tuhan Yesus Kristus, semoga dengan memandang dan merenungkan salib-Mu yang suci, kami lebih bersemangat untuk mengejar kesucian dalam hidup ini”. Amin.