Renungan Pagi Kamis, 22 April 2021
Bacaan I : Kis. 8:26-40
Mazmur : 66:8-9.16-17.20;R:1
Bacaan Injil : Yoh. 6:44-51
Renungan
Apa arti sebenarnya ketika kita menyebut “Yesus adalah Roti Hidup”. Umat kita orang Indonesia, roti memang bukan makanan utama. Rot sering dijadikan sebagai makanan ringan. Namun, tidak demikian bagi orang-orang Yahudi. Roti adalah makanan pokok mereka. Karena itu, jika Yesus menyebut diri-Nya sebagai Roti Hidup, itu artinya Dia menyatakan diri sebagai sumber utama kehidupan seorang yang mengimani Allah. Orang yang mengimani Allah, tetapi tidak menjalin kesatuan di dalam yesus belumlah sempurna. Memang semua orang diselamatkan oleh Allah. Sebab, Allah tidak menyangkal cinta-Nya sendiri. Justru itulah Dia menghendaki agar semua orang mengalami kebersamaan, mengalami kesatuan dengan Yesus, sebab Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Yesus sendiri berkata bahwa keselamatan atau hidup kekal itu adalah ketika manusia menerima dan menyatukan diri di dalam Dia.
Sebagi Roti kehidupan, kita perlu sungguh-sungguh mengunyah-Nya, bukan sekadar mencicipi dan bukan pula ditelan mentah-m,entah. Kita butuh mengunyahnya sedemikian rupa agar Roti Kehidupan itu sungguh dapat dicerna di dalam kehidupan kita. Sekalipun Yesus sungguh luar biasa bagi kita, tapi kalua cara kita menyambut-Nya hanya asal-asalan, maka tidak mengherankan jika kita bertumbuh hanya biasa-biasa saja. Marilah kita sungguh-sungguh mencerap seluruh misteri hidup Yesus. Ekaristi adalah peristiwa sacramental kehadiran Yesus. Di dalam Ekaristi kita menyambut Yesus dalam rupa roti. Persatuan kita dengan-Nya harus berdampak dalam keseharian, sehingga bukan kita lagi yang hidup melainkan Yesuslah yang hidup dalam diri kita.
Doa: Ya Allah, kami bersyukur atas persatuan dengan Yesus di dalam Ekaristis, Semoga kami semakin ekaristis dan kemuliaan-Mu semakin terlihat dalam hidup kami. Amin. Sumber: Ziarah Batin 2021, Obor, Jakarta