Renungan Pagi Jumat, 25 Maret 2021
Bacaan I : Yer. 20:10-13
Mazmur : 18:2-3a.3b-4.5-6.7;R;7
Bacaan Injil : Yoh. 10:31-42
Renungan
Seorang umat pernah bertanya kepada seorang pastor, “Pastor, saya hidup dan bekerja di tengah-tengah saudara yang tidak seiman dengan saya. Kadang-kadang mereka bertanya kepada saya mengenai agama saya dan saya jawab seorang Kristen. Lalu, kalau kami sedang makan bersama saya hampir seperti mereka semua. Saya menunduk diam untuk mengucapkan doa sebelum makan di dalam hati. Tapi saya tidak mengawali dengan doa saya dengan tanda salib. Apakah boleh saya seperti itu?” Lalu, pastor itu menjawab, “Tenang saja, Tuhan mengerti kok, Yang penting niatmu untuk berdoa. Tuhan memandang niat baik kita”
Tampaknya umat dan Pastor itu mengambil sikap yang sama, yakni cari posisi aman. Tidak begitu jelas menampilkan jati diri mereka sebagai murid Kristus. Apakah itu sebuah tindakan yang benar? Hari ini kita mendengarkan bagaimana Nabi Yeremia mendapatkan tekanan dan penderitaan karena jabatannya sebagai seorang nabi. Ia harus menegur umatnya, meluruskan mereka, dan memberi teladan hidup yang benar. Demikian pula dengan Yesus. Ia memberikan kesaksian tentang diri-Nya. Yesus tidak menutupi identitas-Nya. Ia berani mengungkapkan siapa diri-Nya. Akhirnya, orang-orang Yahudi berusaha untuk melempari Yesus. Itulah sebuah risiko dari hidup dalam kebenaran.
Doa: Ya Bapa, semoga kami mampu menjadi seorang hamba yang seperti diteladankan oleh bunda Maria. Amin. Sumber: Ziarah Batin 2021, Obor, Jakarta