Renungan Pagi Selasa, 16 Februari 2021
Bacaan I : Kej. 6:5-8;7:1-5.10
Mazmur : 29:1a.2.3ac-4.3b.9b-10;R:11b
Bacaan Injil : Markus 8:14-21
Renungan
Perbuatan, tindakan, dan pikiran dosa sekali dilakukan akan berkembang terus. Benih dosa akan berkembang, jika tanah atau lingkungan itu subur. Dosa kemudian menjadi sebuah habitus kehidupan, dan tidak dianggap dosa lagi. Itulah yang terjadi pada zaman Nuh seperti dikisahkan dalam Kitab Kejadian dalam bacaan pertama pada hari ini. Melihat kecendrungan hati manusia yang tidak bisa lagi melihat kebaikan. Allah menurunkan air bah selama empat puluh hari. Semua manusia dan kehidupan mati, kecuali Nuh dan orang-orangnya, dan semua hewan dan tumbuhan yang diselamatkan dalam bahteranya. Allah membersihkan dan untuk menumbuhkan tunas kehidupan yang baru. Nuh adalah sisa kecil yang setia dan jujur.
Salah satu hal yang menyebabkan kejahatan adalah nafsu kuasa dalam bidang apa saja. Kuasa dan kekuasaan sejatinya adalah sebuah otoritas yang melayani demi kebaikan bersama. Namun ketika menyimpang, maka dia akan menjadi malapetaka. Karena itu, Yesus mewani-wanti para murid-Nya untuk berjaga-jaga, waspada selalu. “Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes” (Mrk. 8:15) Orang Farsis dan Herodes adalah simbol kekuasaan agama dan politik. Ragi adalah ajaran, ideologi, sistem, dan struktur yang mereka gunakan untuk menjalankan kekuasaannya untuk sesuai dengan kepentingannya. Farisi terkenal dengan kmunafikannya dan kebengisanya. Hati-hatilah terhadap pengaruh roh seperti itu.
Doa:Ya Tuhan bebaskan kami karena dari kecenderungan dosa. Ajarlah kami untuk menyadari pengaruh dan benih dosa yang ada dalam pikiran, perasaan, keinginan, tindakan, dan perbuatan kami secara pribadi maupun secara bersama dalam masyarakat. Semoga kami menjadi ragi yang baik bagi semua orang. Amin. Sumber: Ziarah Batin 2021, Obor, Jakarta