Renungan Pagi Selasa, 22 Desember 2020
Bacaan I: 1 Sam 1:24-28
Mazmur: 1 Sam 2:1.4-5.6-7
Bacaan Injil: Lukas 1:46-56
Renungan
Menunggu bisa disebut sebagai ungkapan ketidakberdayaan kita, karena banyak hal dalam kehidupan ini terjadi diluar kendali kita. Memang benar ada yang mengatakan bahwa menunggu itu membosankan. Tetapi pernyataan itu tidak berlaku bagi Hana. Sebelumnya Hana sedih karena ia tidak mendapatkan anak dari perkawinannya dengan Elkana, apalagi dia sering dihina karena disebut mandul. Namun akhirnya Tuhan berkenan mendengarkan doa Hana. Iapun mengandung dan melahirkan seorang anak bernama Samuel, yang kelak menjadi seorang hakim yang terbesar dalam sejarah umat Israel. Kemudian Hana mempersembahkan Samuel kepada Allah sejak kecil. Sikap Hana tersebut mengingatkan kita akan sikap Abraham yang iklas mempersembahkan Ishak. Mempersembahkan kembali kepada Allah, apa saja yang kita miliki merupakan ungkapan kedewasaan iman kita.
Janji selalu terlaksana seperti yang dialami oleh Maria dalam bacaan hari ini. Maria menerima anugerah Tuhan untuk menjadi ibu yang melahirkan Yesus. Penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, itulah yang menjadi kunci sukacita dan kesetiaan Maria dalam mengalami karya Allah yang disampaikan Maria. Dikatakan “jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah, Juru Selamatku, Ia memperhatikan kerendahan hamba-Nya …” Ini merupakan pujian Maria atas apa yang telah dilakukan Allah kepada dirinya secara pribadi. Dalam masa Adven ini, marilah kita menyiapkan hati sepenuhnya untuk menyambut kelahiran Sang Juru selamat dalam hidup kita.
Doa:
Ya Allah, seringkali merasa khawatir karena ketidakberdayaan kami. Mampukan kami untuk setia dan selalu menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Mu. Amin.