Renungan Jumat, 20 November 2020

Bacaan I: Why. 10:8-11

Mazmur: 119:14.24.72.103.111.131;R: 103a

Bacaan Injil: Luk. 19:45-48

Renungan

Perintah Allah kepada penulis Kitab Wahyu untuk memakan gulungan kitab mengingatkan kita pada perintah yang sama yang dapat kita temukan dalam Yehezkiel 3:1-3. Meskipun seolah sama, tetapi ada perbedaan yang sangat mencolok. Kalau dalam Yehezkiel hanya dikatakan setelah nabi memakan gulungan itu, rasanya manis seperti madu. Di kitab Wahyu dikatakan pada saat penulis Kitab Wahyu memakan gulungan kitab itu rasanya manis di mulutnya, tetapi menjadi pahit di dalam perutnya. Di Kitab Yehezkiel, nabi diminta untuk bernubuat kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja.

Kitab Wahyu mengungkap ada sebuah babak baru dalam sejarah keselamatan Allah, yaitu karya keselamatan menjangkau seluruh bangsa, tidak lagi pada bangsa Israel saja. Allah membuka dirinya dan menawarkan keselamatan kepada semua orang. Allah telah memilih “Israel baru” untuk menjadi umat pilihan-Nya. Kebaruan juga ditampakkan dalam tindakan Yesus ketika mengusir para pedagang di pelataran  Bait Allah. Yesus mengutuk keras tindakan yang menjadikan Bait Allah sebagai sarang para penyamun.

Pembersihan Bait Allah adalah simbol hati manusia yang juga harus dibersihkan dari praktek-praktek jahat yang dibungkus dalam tindakan-tindakan saleh. Kemurnian hati adalah salah satu syarat yang diharapkan oelh Yesus kepada para pengikut-Nya.  

Doa:

Ya Yesus. Bersihkanlah hati kami dari lumuran dosa. Semoga hati kami menjadi tempat persemaian kebaikan dan kebajikan Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2020, Obor, Jakarta