Santo Santa

5 Januari

Santo Simeon Stylites Tua, Pertapa

Simeon Stylites Tua lahir di Silicia pada tahun 390. Ia tinggal bersama orang tuanya didaerah pinggiran kota Syria. Ketika menanjak remaja, kira – kira pada tahun 402, ia menjalani kehidupan membiara di sebuah biara pertapaan tidak jauh dari kampung halamannya.

» Read more

Renungan Selasa, 5 Januari 2021

Bacaan I          : 1 Yoh. 4:7-10

Mazmur           : 72:2.3-4ab.7-8:R: lih. 11

Bacaan Injil     : Markus  6:34-44

Renungan

Kalah sebelum bertanding adalah kata-kata yang tepat bagi mereka yang menyerah sebelum berusaha. Sikap demikian ibarat kayu yang lapuk. Persis seperti murid-murid Yesus ketika mereka harus memberi makan lima ribu orang. Mereka mengusulkan agar orang banyak itu pergi mencari makan masing-masing. Mereka tidak mau repot dan tidak mau berjuang.

» Read more

Santo Santa

4 Januari

Beata Elisabeth Bayley Anna Seton, Janda

Elisabeth lahir di New York, Amerika Serikat pada tahun 1774 dari sebuah keluarga Anglikan yang saleh. Beberapa hari setelah kelahirannya, ia dipermandikan di Trinity Church, sebuah gereja Anglikan di New York. Ayahnya adalah seorang dokter. Tatkala berumur 3 tahun, ibunya meninggal dunia. Ia dibesarkan oleh ayahnya dan dididik dengan penuh kasih sayang baik dalam bidang kerohanian maupun dalam bidang ilmu pengetahuan.

» Read more

Renungan Senin, 4 Januari 2021

Bacaan I          : 1 Yoh. 3:22-4:6

Mazmur           : 2:7-8.10-11:R:8a

Bacaan Injil     : Mat. 4:12-17.23-25

Renungan

Nabi merupakan perantara Allah dan manusia. Salah satu tugasnya adalah mengoreksi perilaku yang keliru dari umat Allah. Yohanes ditangkap dan dipenjarakan karena menegur tindakan Herodes yang mengambil Herodias, istri Filipus saudaranya, untuk menjadi istrinya. Sikap kenabian Yohanes membuat Herodes maupun Herodias marah. Iapun dipenjara dan ahkirnya dibunuh karena telah berani menyatakan kebenaran.

» Read more

Renungan Pagi Selasa, 22 Desember 2020

Bacaan I: 1 Sam 1:24-28

Mazmur: 1 Sam 2:1.4-5.6-7

Bacaan Injil: Lukas 1:46-56

Renungan

Menunggu bisa disebut sebagai ungkapan ketidakberdayaan kita, karena banyak hal dalam kehidupan ini terjadi diluar kendali kita. Memang benar ada yang mengatakan bahwa menunggu itu membosankan. Tetapi pernyataan itu tidak berlaku bagi Hana. Sebelumnya Hana sedih karena ia tidak mendapatkan anak dari perkawinannya dengan Elkana, apalagi dia sering dihina karena disebut mandul. Namun akhirnya Tuhan berkenan mendengarkan doa Hana. Iapun mengandung dan melahirkan seorang anak bernama Samuel, yang kelak menjadi seorang hakim yang terbesar dalam sejarah umat Israel. Kemudian Hana mempersembahkan Samuel kepada Allah sejak kecil. Sikap Hana tersebut mengingatkan kita akan sikap Abraham yang iklas mempersembahkan Ishak. Mempersembahkan kembali kepada Allah, apa saja yang kita miliki merupakan ungkapan kedewasaan iman kita.

» Read more

Renungan Pagi Senin, 21 Desember 2020

Bacaan I: Kid. 2:18-14 atau Zef 3:14-18a

Mazmur: 33:2-3.11-12.20-21;R:1a.3a

Bacaan Injil: Lukas 1:26-38

Renungan

Kesetiaan yang diharapkan Allah sungguh tampak dalam diri Maria ketika Malaikat Gabriel menyampaikan kabar sukacita kepadanya. Maria merespon panggilan Allah  melalui Malaikat Gabriel dengan ungkapan hatinya yang sangat dalam dan berwibawa penuh iman. “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu” Semua ini tentu pengalaman asing baginya dan secara manusiawi jauh di luar kemampuannya. Maka bisa dikatakan bahwa meskipun demikian, Maria tetap menghadapinya denga iman dan diwujudkan dalam tindakan kesediaannya. Ia percaya bahwa Allah telah merancang segala rencana-Nya dan memberikan yang terbaik kepada setiap umat-Nya.

» Read more

Renungan Pagi, Rabu 16 Desember 2020

Bacaan I: Yes. 45:6b-8.18.21b-25

Mazmur: 85:9a-14;R: Yes 45:8

Bacaan Injil: Lukas 7:19-23

Renungan

Dalam hidup ini selalu ada risiko dan terkadang terasa tidak adil. Namun sebagai orang beriman kita tahu siapa yang dapat kita andalkan dan kepada siapa kita mengharapkan pertolongan. “Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan” (Yes 45:22)   Nabi Yesaya kembali mengingatkan kita bahwa hanya Allahlah satu-satunya yang patut disembah. Menurut nabi Yesaya, sikap berpaling kepada Allah mesti diikuti dengan sikap bertekuk lutut di hadapan-Nya dan mengaku peran Allah dalam kehidupan kita. Bahkan kita tetap percaya kepada-Nya meskipun di tengah pergumulan atau ancaman yang berbahaya.

» Read more
1 36 37 38 39 40 50