Renungan Rabu, 15 September 2021

Bacaan I               : Ibr. 5:7-9

Mazmur               : 31:2-3a.3b-4.15-16.20

Injil                         : Yoh. 19:25-27 atau Luk 2:33-35

Bagi seorang ibu, anak adalah segala-galanya, Ia akan selalu menjaga dan rela berkorban apa saja demi kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan anaknya tersebut. Seorang ibu pasti akan amat sedih jika melihat anaknya sakit, gagal, atau hidupnya tidak bahagia. Pada hari ini, kita memperingati Santa Perawan maria Berdukacita. Maria berfdudka cita karena harus menyaksikan anaknya yang tunggal, yaitu Yesus, menderita dan wafat di atas kayu salib. Hati Maria benar-benar hancur dan ia mengalami kedukaan yang amat dalam.

» Read more

Renungan Selasa, 14 September 2021 Pesta Salib Suci

Bacaan I               : Bil 21:4-9

Mazmur               : 78:1-2.34-35.36-37.38;R:7b

Injil                         : Yoh. 3:13-17

Hari ini adalah hari Pesta Salib Suci. Berbicara tentang salib tentu tidak bisa dilepaskan dari Yesus Kristus yang disalibkan untuk menebus dosa-dosa kita. Dalam tradisi kuno, salib digunakan untuk menghukum orang-orang yang mempunyai kesalahan berat dan hukuman ini sangat menyakitkan baik secara fisik maupun psikis. Yesus mengalami beratnya hukuman salib bukan karena Ia mempunyai kesalahan, tetapi karena cinta-Nya yang paling radikal untuk kita sehingga Ia rela menanggung kesalahan dan dosa kita.

» Read more

Renungan Pagi senin, 13 September 2021

Peringatan Wajib Santo Krisostomus

Bacaan I               : 1Tim 2:1-8

Mazmur               : 28:2.7.8-9

Injil                         : Luk. 7:1-10

Pada hari ini kita diajak untuk belajar dari sosok seorang perwira yang hambanya sakit dan disembuhkan Yesus dari jarak jauh. Perwira itu seorang yang beriman dan imannya itulah yang membuat ia menjadi pribadi yang rendah hati. Sebagai seorang perwira, ia orang yang cukup berada dan terpandang, bahkan memiliki anak buah yang selalu taat kepadanya. Tetapi dihadapan Yesus ia menempatkan dirinya sebagai hamba yang tidak layak untuk menerima Dia di rumahnya.

Jabatan, pangkat, gelar, dan kekayaan kadang membuat orang menjadi sombong dan memandang rendah orang lain. Orang-orang yang bersikap seperti itu lupa bahwa semua yang mereka miliki merupakan pemberian Tuhan. Tanpa campur tangan dan kasih Tuhan, kita ini tidak memiliki apa-apa. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk meninggikan diri dan menyombongkan segala sesuatu yang kita punyai karena di hadapan Allah, kita ini sama-sama miskin. Dari sosok perwira itu, kita belajar untuk menjadi pribadi yang mudah bersyukur dan diharapkan selalu rendah hati serta peduli dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Semakin banyak Tuhan memberikan kita berkat, kepercayaan dan tanggung jawab, maka hendaknya kita semakin rendah hati.

“Allah Yang Mahabijaksana, semoga kami selalu bersyukur dan rendah hati serta saling memperhatikan satu sama lain”. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2021, Obor Jakarta

» Read more

Renungan Jumat, 10 September 2021

Bacaan I               : 1Tim 1:1-2.12-14

Mazmur               : 18:1-2a.6.7-8.11;R:5a

Injil                         : Luk. 6:39-42

Salah satu kecenderungan manusia adalah lebih mudah menemukan kejelekan dan kekurangan orang lain daripada melihat dan mencermati kelemahan dan keterbatasan yang ada dalam dirinya sendiri.  Tentu hal ini sangat tidak bijak karenma kecenderungan itu akan membuat kita menjadi orang sombong., mudah menghakimini, merendahkan dan memojokan orang lain.

» Read more
1 16 17 18 19 20 50