Santo Santa
20 Oktober
Santa Maria Bertilla Boscardin, Pengaku Iman
Apabila kesucian hidup telah menjadi rencana Allah bagi seseorang, dan menjadi suatu cita-cita dan semangat hidup yang dihayati penuh kesungguhan serta terus diberkati Allah, halangan apa pun kiranya tidak mampu menutup jalan bagi pencapaiannya. Santa Maria Bertilla Boscardin kiranya menjadi salah satu buktinya. Beliau, anak seorang alkoholis, peminum kelas berat, sedang dia sendiri pun lamban bahkan bodoh. Namun ia dikenal amat saleh, taat dan tenang.
Ia lahir pada tahun 1888 dan dipermandikan dengan nama Anna Fransisca. Di dalam kelas ia termasuk anak yang rajin namun sangat lamban dalam memahami pelajaran, sehingga oleh teman-temannya ia dijuluki “Si Menthok”. Semenjak di bangku sekolah, ia bercita-cita menjadi seorang biarawati. Oleh karena itu ketika berumur 13 tahun, ia berjanji kepada Tuhan untuk menjaga kemurniannya. Ia mengiktarkan kaul keperawanan secara privat.
Pada tahun 1905, ia masuk biara ‘Dorothean’ di Vicenza. Masa novisiatnya ia jalani dengan bekerja sebagai juru masak bagi para pasien di rumah sakit Treviso. Setelah menerima kaul kekalnya, ia mengganti namanya dengan Maria Bertilla. Ia tetap bekerja di rumah sakit Treviso. Kali ini sebagai pemelihara anak-anak yang menderita sakit Difteri. Maria Bertilla tidak menunjukkan suatu keistimewaan luar biasa secara nyata. Ia sangat sederhana dan melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab. Selain dari itu, secara diam-diam ia membina suatu cara hidup rohani yang sangat mendalam. Ketika kota Treviso dibom oleh tentara-tentara Jerman pada Perang Dunia I, ia dengan tekun merawat serdadu-serdadu yang luka. Rumah sakitnya untuk sementara dipindahkannya ke Viggiu, dekat Commo. Kemudian setelah gencatan senjata, ia baru kembali lagi ke Treviso.
Maria Bertilla wafat dengan tenang di Treviso pada tanggal 20 Oktober 1922 dan dinyatakan sebagai beata pada tanggal 8 Juni 1952 oleh Paus Pius XII (1939-1958). Kemudian pada tanggal 11 Mei 1961, ia digelari ‘santa’ oleh Paus Yohanes XXIII (1958-1963). Kesalehan hidup Maria Bertilla tetap membekas dalam hati rekan-rekan suster dan umat Italia umumnya.
Santa Irene dari Portugal, Martir
Suster Portugal yang cantik molek ini hidup pada awal abad ke-7. Ada beberapa pemuda yang tertarik sekali padanya, bahkan berjuang untuk menikahinya. Namun Irene yang saleh ini menolak lamaran mereka dengan halus. Karena merasa dikecewakan, seorang pelamar menyebarkan fitnah bahwa Irene berbuat mesum. Kabar ini segera menyebar luas dan memancing kemarahan, pelamar-pelamar lain. Salah seorang dari pelamar-pelamar itu menyewa pembunuh bayaran untuk menamatkan riwayat suster cantik itu. Irene lalu ditikam dan mayatnya dilemparkan ke dalam danau. Suster-suster lain terus mencari Irene tetapi tidak menemukannya. Suatu malam seorang nelayan disilaukan matanya oleh sinar ajaib yang muncul dari air danau itu. Berkat sinar itulah, mayat Irene dapat diketemukan. Irene meninggal pada tahun 653.
Maria-Teresia Soubiran, Pengaku Iman
Maria-Teresia Soubiran lahir pada tahun 1834. Dalam usianya yang masih sangat muda (21 tahun), ia mendirikan sebuah tarekat religius suster-suster yang mengabdikan diri untuk kesejahteraan dan kemajuan puteri-puteri yang terlantar di kota-kota besar. Karena difitnah, ia dipecat dari jabatannya sebagai pemimpin tarekat, bahkan dikeluarkan dari kongregasinya. Maria menerima semuanya dengan sabar dan hidup dengan semangat doa di biara suster lain di Paris hingga hari kematianwya pada tahun 1889.