Renungan Senin, 15 November 2021
Bacaan I : 1Mak. 1:10-15.41-43.54-57.62-64
Mazmur : 119;53.61.134.150.155.156;88
Injil : Luk. 18:35-43
Buta adalah ketidakmampuan seseorang untuk melihat apa pun, bahkan untuk melihat cahaya. Ada yang mengalami buta sebagian, yaitu memiliki penglihatan yang terbatas. Ada pula yang mengalami buta secara total. Dia tidak dapat melihat sama sekali. Bacaan hari ini mengisahkan tentang kebutaan. Dalam Perjanjian Lama seperti yang dikisahkan dalam bacaan pertama hari ini, ada sejumlah orang Israel memilih untuk tunduk kepada Raja Antiokia Epifanes. Namun tindakan mereka ini ditentang oleh sesama orang Yahudi yang tetap bertahan dengan imannya kepada Allah. Mereka yang bertahan ini melihat Allah dengan amat jelas. Sedangkan, yang berbalik untuk menyembah berhala sudah tertutup matanya sehingga tidak dapat melihat dan menyembah Allah.
Sikap si pengemis buta yang ditampilkan dalam bacaan Injil hari ini mengajarkan kepada kita tentang iman. Ketika si pengemis buta berseru kepada Yesus, banyak orang dengan tegas menyuruhnya untuk diam. Tetapi, semakin mereka menyuruhnya diam, semakin keras pula dia berteriak agar Yesus mendengarnya. Sebab, dia yakin bahwa inilah satu-satunyakesempatan agar dia bisa disembuhkan. Bagi si pengemis buta itu hanya peduli pada satu hal, yakni dia percaya bahwa dia bisa melihat. IA hanya berteriak minta pengampunan dan belas kasihan dari Yesus, Semoga kita menjaga hati dan pikiran agar tetap tunduk kepada Tuhan Allah saja supaya jiwa kita tenteram dan damai. Dengan demikian, kita terhindar dari buta dan tuli rohani. Tindakan pengemis bita ini telah menginspirasi kita untuk senantiasa berani datang kepada Tuhan.
“Ya Allah Yang Mahabijaksana, semoga kami mampu melihat dengan matai man semua kenyataan hidup ini, terutama saat berada dalam kesulitan dan penderitaan. Amin.”
Sumber: Ziarah batin 2021, Obor, Jakarta